Betadine dan Hansaplast :p

Bukan....

Postingan ini bukan ajang promosi kedua produk di atas. Tenang, postingan ini tidak berisi tentang endorse-endorsean, bukan juga ingin mengadu domba perusahaan betadine dan perusahaan hansaplast.

Guys, as an Indonesian citizen (atau mungkin orang yang tinggal di Indonesia juga pernah pake kali yah), kita pasti udah gak asing lagi dengan kedua produk penyembuh luka ini. Ketika lutut atau anggota tubuh lain terluka, bahkan sampe berdarah, kan sakit tuh. Pasti salah satu dari benda ini akan kita cari. Btw, malah aku pernah pake dua duanya sekaligus. Tetesin betadine ke hansaplast nya, biar lukanya cepet sembuh :p

Tapi, itu kan kalo lutut yang luka.

Kalo perasaanmu yang terluka? Kalau hatimu yang terkoyak, hingga berdarah bahkan?

Dulu, waktu kecil, jari kakiku pernah terluka, dan keluar darah. Mau pake betadine, susah. Kan kemana-mana harus pake alas kaki. Kalo misalnya jari kakinya ditetesin betadine, harus ditiup dulu sampe kering, baru bisa pake sandal atau sepatu. Ah, ribet. Terus lebih sakit pula. Kalo gak ditiup, nanti betadine nya luntur, kena sepatu, ga ada efeknya dong? Kapan sembuhnya? Pikirku kala itu.

Dan akhirnya, bertemulah aku dengan hansaplast. Tempelin lah ke luka di jari kakiku. Akhirnya luka itu tertutup, aman, nyaman kalo mau ngapa-ngapain, kalo tersenggol pun ga begitu terasa sakitnya. Akhirnya biarin aja hansaplast itu dipake terus sampe lukanya sembuh. Pikirku demikian.

Sampai akhirnya mamaku bilang: "Itu jangan dipake terus hansaplast nya. Kalo kena air bisa copot, terus kalo dipaksa biar nempel terus, lukamu gak akan sembuh. Malah lukamu akan makin parah. Bisa busuk loh nanti."

Dalam hatiku, serem amat. Luka kecil gini aja kok bisa jadi busuk. Lalu aku berdalih: "Tapi kalo gak pake hansaplast sakit. Kalo siremin betadine langsung ke lukanya perih tau. 

Dan memang dasar naluri seorang ibu (aku gak yakin, nanti setelah aku jadi seorang ibu, aku bakal punya skill kaya gini gak yah?), mamaku balas berkata: "Biarin aja. Sakit sebentar, yang penting lukanya cepet sembuh."

Ini jari kaki yang luka.

Gimana kalo hati dan perasaan yang terluka?

Pelajaran PPKn bilang, kita ini makhluk sosial. Aku hidup di dunia berdampingan dengan manusia lainnya, berdampingan dengan kalian2 yang mungkin saat ini sedang ga ada kerjaan, lalu mau meluangkan waktu buat baca postingan ini (thanks a lot ya!) Dan setiap pribadi manusia nggak ada yang sama. Dan semakin dekat dengan orang lain, entah secara sengaja atau tidak sengaja, mereka akan menorehkan luka. Sakit memang. Ada yang sayatannya kecil. Ada yang besar. Ada yang terlalu besar sampai menganga, lalu berdarah. 

Kelemahanku adalah, aku tidak mampu menyembuhkan luka itu seutuhnya. Aku juga sulit mengatakan bahwa sayatan ini terlalu dalam. Pengen sih, jujur, terang2an, blak2an, ingin aku berteriak bahwa aku sedih, aku kecewa.

And I think that we're only human, rite?

Wah, jangan2 tanpa kusadari, aku juga membuat sayatan, bahkan ga tanggung2, jangan2 aku malah langsung menusukkan 'pisau' itu ke perasaan orang lain. Lalu aku berpikir, ah egois juga ya aku. Tapi, aku kan cuma pengen cari cara untuk menyembuhkan lukaku?

And I find something. Aku mencari sesuatu yang bisa men-cover luka-luka itu. Kucari 'hansaplast' yang mampu menutupi luka itu. Jadi aku bisa bebas melanjutkan hidupku, tanpa menyenggol luka2 itu kembali.

Tapi, ingatkah dengan apa yang pernah dikatakan oleh mamaku?

Luka yang ditutupi itu akan semakin parah. Bernanah. Membusuk. Bahkan bisa membunuhmu perlahan. Dan ketika 'hansaplast' itu terbuka, sakitnya akan terasa lagi. Dan bodohnya, hal itu sering kulakukan.

Contoh realnya, hmmm, entahlah. Masalah ini terdengar sepele, kekanak-kanakan, tapi akhir2 ini aku merasa kecewa. Aku merasa diabaikan. Mana ada sih orang yang suka dicuekkin? Dan parahnya, I feel that I'm being ignored by someone whose attentions means to the world for me. 

Guys, kita hidup di zaman ketika last seen whatsapp merusak segalanya. Hahaha, sambil ngetik sambil ngerasa geli sendiri. Hal ini konyol, childish, tapi buruknya, ini yang tengah kurasakan. Bayangin, last seen whatsapp nya ganti2 terus, that means whatsapp nya aktif dong, tapi.............................chatnya enggak dibales. Boro2 dibales, dibuka aja enggak kaliii, jangan2 langsung di delete kali chatnya. 

Last seen itu yang dilingkarin merah. Misalnya kita buka WA jam 12, terus kita quit, nah nanti last seennya bakal nunjukkin jam 12, gitu.

Di situ kadang saya sedih *loh* tapi emang beneran sedih sih. Bahkan udah naik level jadi kesel, bahkan marah. Sebelumnya pernah terjadi juga, dengan orang yang sama pula, udah bilang, dan dia minta maaf, tapi diulangin lagi -_- memang ga penting kali yah. 

Mau nanya langsung, kenapa kok slow respond? Tapi ya gimana, orang chat nya aja gak dibales.

Lalu aku mencari penghiburan diri. Berpikir sepositif mungkin.
1. Mungkin dia sibuk - Hansaplast pertama
2. Mungkin dia lelah - Hansaplast kedua
3. Mungkin hp nya rusak - Hansaplast ketiga
4. Mungkin dia sibuk, lelah, dan rusak - Hansaplast keempat
5. Atau mungkin hp nya yang sibuk, lelah dan rusak - Hansaplast kelima

Gitu terus, sampe numpuk tuh hansaplast. Eh tapi, tiba2 liat dia aktif di sosmed lain. 

DUAR!!!!!! (((((((((((buka whatsapp ga bisa tapi aktif di line, misalnya)))))))))))))))))))))))))

Kaya hansaplast yang kecemplung ke air. Copot semua.

Tau kan, gimana kalo luka udah gak ditutupin. Kotoran, debu, bahkan luka lain pun bisa muncul lagi.

'Ah lu emang gak penting, makanya gak dibales. Dibuka aja enggak.'
'Ilfil kali sama lu'
'Iya, dia sibuk. Sibuk ngejar yang lain.'

Damn! Stimulus negatif ini yang membuat lukaku semakin melebar. Dan akhirnya kamau mau sembuh, ya harus cari 'betadine' instead of 'hansaplast'.

Brobro, sissis, postingan ini mungkin akan berakhir nanggung. Karena sampe sekarang aku masih bergumul keras untuk menyembuhkan luka ini.

Mungkin kalian akan berpikir, lebay amat masalah gini doang dibesar-besarin, dan memang, masalah whatsapp ini hanya sebutir upil kecil masalah di antara masalah-masalah besar yang ada di dunia ini. I believe that life is never be so easy. Masalah pasti ada. Pasti ada batu-batu yang akan menghadang kehidupan kita. Pasti kita akan bertemu dengan pisau-pisau yang akan tertoreh ke hati dan perasaan kita, hingga terluka.

Tapi dari sini aku belajar, tidak baik menutup-nutupi luka. Teruslah belajar untuk menyembuhkan luka itu. Temukan 'betadine' sejati yang mampu menyembuhkan lukamu, yaitu Tuhan, Allah Bapa, pencipta kita dan alam semesta. Tidak mudah memang, hidup ini proses, dan proses tidak ada yang singkat bukan?

Jauh banget ya, dari ngomongin hansaplast, betadine, sampe bawa-bawa whatsapp segala :p


Comments

  1. Sudah lega dengan memposting ini? :)

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. eheemmmm be patient yaa ci cepet lambat pasti dia bakal ngehargain perjuagan cici koo:p ehehe

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. haduh kak grace masalah kamu juga sering aku alami.. :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe namanya juga berhubungan sama orang lain, pasti sering kaya gini :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Terima Kasih untuk Segalanya

Bahasa Indonesia

'Cause We're Only Human